Digigit kutu ini dan Anda mungkin berakhir dengan alergi daging merah

Kebanyakan orang menganggap gigitan kutu sebagai gangguan atau, paling buruk, vektor untuk penyakit Lyme. Tapi bayangkan bangun di tengah malam dengan sarang, tenggorokan Anda tutup, semua karena Anda makan beberapa jam beberapa jam sebelumnya.

Itu adalah realitas Cathy Raley, menurut laporan dari Berita Sainssetelah satu gigitan kutu meninggalkannya dengan alergi daging merah yang parah, suatu kondisi yang dikenal sebagai sindrom alfa-gal.

Sindrom alfa-gal bukanlah alergi makanan khas Anda. Ini disebabkan oleh molekul gula yang ditemukan di sebagian besar daging mamalia, dan kondisi aneh ini dimulai dengan gigitan kutu. Air saliva kutu memperkenalkan alpha-gal ke dalam aliran darah, yang dapat memicu reaksi berantai dalam sistem kekebalan tubuh.

Berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian, makan daging sapi, babi, domba, atau bahkan susu atau gelatin, dapat memancing apa saja dari perut sakit hingga anafilaksis penuh. Sampai baru-baru ini, kutu bintang tunggal dianggap sebagai satu-satunya spesies AS yang mampu memicu sindrom alfa-gal.

Namun, kasus baru di Washington dan Maine menyarankan sebaliknya. Para ilmuwan sekarang percaya bahwa spesies kutu lainnya, seperti kutu Blacklegged dan kutu Blacklegged barat, mungkin juga harus disalahkan. Temuan ini dapat memperluas peta risiko yang jauh melampaui benteng tenggara Lone Star Tick, meningkatkan keprihatinan baru bagi pejalan kaki, berkemah, dan bahkan pemilik hewan peliharaan di seluruh negeri.

Kesadaran yang tumbuh ini penting karena sindrom alfa-gal sering tidak terdiagnosis. Gejalanya tertunda dan dapat sangat bervariasi dari orang ke orang. Banyak penyedia layanan kesehatan bahkan tidak pernah mendengarnya, yang menyebabkan kesalahan diagnosis yang membuat frustrasi dan penderitaan yang berkepanjangan untuk pasien.

Tidak ada obat untuk kondisi ini, dan sementara beberapa orang pada akhirnya dapat mentolerir daging merah lagi, perlindungan terbaik tetap pencegahan. Itu dimulai dengan menghindari gigitan kutu sama sekali dengan mengenakan lengan panjang dan pakaian berwarna terang saat hiking.

Para peneliti juga menyarankan agar Anda memperlakukan perlengkapan Anda dengan permethrin, dan selalu periksa diri Anda (dan hewan peliharaan Anda) untuk kutu setelah menghabiskan waktu di luar ruangan. Bahkan kutu yang dengan cepat dihapus dapat memicu sindrom, karena reaksinya tidak disebabkan oleh bakteri tetapi oleh alergen dalam air liur kutu.

Ketika perubahan iklim dan pemindahan populasi satwa liar memperluas habitat kutu, kesadaran adalah kuncinya, karena beberapa kutu cukup invasif. Sindrom alfa-gal mungkin masih jarang, tetapi menjadi lebih umum, dan dengan satu gigitan, siapa pun bisa menjadi vegetarian yang enggan.